Kutipan catatan soe hok gie biography
Catatan Seorang Demonstran Quotes
“Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Seorang filsuf Yunani pernah berkata bahwa nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan tersial adalah umur tua.”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Tapi sekarang aku berpikir sampai di mana seseorang masih tetap wajar, walau ia sendiri tidak mendapatkan apa-apa. seseorang mau berkorban buat sesuatu, katakanlah, ide-ide, agama, politik atau pacarnya. Tapi dapatkah ia berkorban buat tidak apa-apa.”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Dan seorang pahlawan adalah seorang yang mengundurkan diri untuk dilupakan seperti kita melupakan yang mati untuk revolusi .”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Hanya ada 2 pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus. Tetapi aku memilih untuk jadi manusia merdeka”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Ketika Hitler mulai membuas maka kelompok Inge School berkata tidak. Mereka (pemuda-pemuda Jerman ini) punya keberanian untuk berkata "tidak". Mereka, walaupun masih muda, telah berani menentang pemimpin-pemimpin gang-gang bajingan, rezim Nazi yang semua identik. Bahwa mereka mati, bagiku bukan soal. Mereka telah memenuhi panggilan seorang pemikir. Tidak ada indahnya (dalam arti romantik) penghukuman mereka, tetapi apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran.”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Aku kira dan bagiku itulah kesadaran sejarah. Sadar akan hidup dan kesia-siaan nilai.”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita.”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Baru-baru ini seorang OKD (Organisasi Keamanan Desa) memukul tukang becak. Kita kasihan pada OKD yang penakut itu. Mereka, untuk menutupi kekecilan-nya (cuma OKD) berlagak seperti jendral. Sebenarnya mereka adalah seorang yang penakut. Orang yang berani karena bersenjata adalah pengecut.
Sabtu, 12 Desember ”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Aku tidak percaya bentuk Tuhan apa pun, kecuali yang sesuai dengan idealku sendiri. Aku pun tak yakin (pasti malah) tentang ke-tak-ada-annya nasib. Juga tak percaya kita juga. Dewasa ini aku berpendapat bahwa kita adalah pion dari diri kita sendiri sebagai keseluruhan. Kita adalah arsitek nasib kita, tapi kita tak pernah dapat menolaknya. Kita asing, ya kita asing dari ciptaan kita sendiri. Itulah aku kira mengapa kita harus belajar sejarah dan dalam hal ini mengapa aku pesimis.”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah.
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza.
Tapi aku ingin menghabiskan waktuku di sisimu, sayangku.
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu.
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mendalawangi.
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Banang (?)
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra.
Tetapi aku ingin mati di sisimu, manisku.
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu
Mari sini sayangku
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik, dan simpati padaku
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung.
Kita tak pernah menanamkan apa-apa, kita tak'kan pernah kehilangan apa-apa.”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Ente tahu enggak, sungai Nil ane yang gali', kata si Mesir
'Ente juga tidak tahu. Laut merah ane yang sepuh', kata si Arab
'Ya, tapi lu juga nggak tahu, laut mati gue yang bunuh', kata Israel
Lelucon-lelucon yang membuat dunia tetap segar.”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Betapa banyaknya ketidakadilan di duni ini. Tidak hanya di Inodnesia tetapi di mana-mana di seluruh dunia. Di Guatemala, di Vietnam, di AS, di Rusia, di Ceko, di Afrika, dll. Seolah-olah dunia ini adalah tumpukan sampah dari nafsu dan ketamakan manusia. Kadang-kadang saya berpikir apakah tidak lebih baik meledakan dunia ini agar supaya semuanya berakhir. Tetapi di samping semua itu kita juga melihat manusia-manusia yang bergulat untuk suatu cita-cita. Sebagian mereka berhasil dan jadi orang terhormat Gandhi, Kennedy, tetapi berjuta-juta tenggelam dalam 'sampah-sampah' dan hilang ditelan waktu. Tetapi yang lebih menyedihkan adalah mereka yang menemui kekecewaan-kekecewaan dan kemudian dipenuhi oleh rasa benci pada lawan-lawannya. Bertekad menghancurkan dunia 'lawan' dan kejam terhadapnya. Semuanya. Saya kira idealis-idealis besar apakah dia communist-facist-black power dan lain-lainnya dibakar oleh suatu cita-cita yang sama. Kemuakan pada kemesum-kemesuman dunia dan cinta pada mereka yang tertindas. Berapakah di antara mereka yang tetap bertahan dalam kegagalan? Saya tak tahu masa depan saya. Sebagai orang yang berhasil? Sebagai orang yang gagal terhadap cita-cita idealisme? Lalu tenggelam dalam waktu dan usia? Sebagai orang yang kecewa dan lalu mencoba menteror dunia? Atau sebagai seorang yang gagal tetapi dengan penuh rasa bangga tetap memandang matahari yang terbit? Saya ingin mencoba mencintai semua. Dan bertahan dalam hidup ini.”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Aku kira ada yang disebut cinta yang suci. Tapi itu cemar bila kawin. Aku pun telah pernah merasa jatuh simpati dengan orang-orang tertentu, dan aku yakin itu bukan nafsu”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan
yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan
yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu.
Bahagialah mereka yang mati muda.”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Soe adalah 'manusia-manusia berjiwa abadi, dukma yang tak lelap tidur, yang dari kejauhan matanya menatap daerah perawan yang belum terjamah tangan'.”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Saat ia melihat fenomena mengapa Cina selalu superior di pendidikan di Indonesia
'Aku lebih cenderung untuk berada bahwa stimulus dan selera adalah faktor yang sangat berpengaruh pada pemikiran seseorang. Belajar tanpa selera tidak akan berhasil. Tanpa fighting spirit, maka kita bukan apa-apa. Hanya dengan inilah kita dapat belajar dengan semangat. Aku lihat orang-orang Tionghoa telah mempunyai stimulus dalam hal ini ekonomi atau ideal”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like
“Dalam segi ini ada suatu kesadaran bagiku. Betapa berat dan suarnya perjuangan menuju kebenaran. Betapa gigihnya dekaden-dekaden ilmiah bertahan. Dan betapa kita harus memeranginya. Kita dalam bertindak benar memakai segi rasio dan intuisi, sedang mereka hanya membakar perasaan lalu pergi begitu saja. Betapa batu bara anti kepada orang Tionghoa. Dan kaumnya belum dapat belajar dan Hitler dan pengalaman sejarah. Sekarang aku dapat memahami betapa kambing hitam dalam masyarakat (di Indonesia orang Tionghoa) dapat dengan mudah dikorbankan. Ya, dan kita harus merintis dan berjuang membasmi akar-akar prasangka akan mudah bertumbuh, sedang pohon keberanian begitu sukar. Tetapi hendaknya aku selalu mengingat kata-kata Sjahrir: 'penderitaanku hanyalah sebagian kecil saya dari penderitaan berjuta-juta rakyat lain' dan seterusnya. Dan kecil saja dari perjuangan ini sepanjang waktu dan di sepanjang mukka bumi. Ada yang menggariskan (suatu ideal) antara Gandhi, orang-orang yang anti Verkorard, Fabas, dan juga siapa saja yang berjuang bagi suatu hidup dan pengertian yang lebih baik.”
Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
Like